Yang ku tau, air mata itu hangat.


Matahari baru saja kembali ke peradabannya. Meninggalkan goresan jingga yg membahana di penjuru langit sore ini. Malam menjelang. Yg ku rasakan, malam ini tak seindah malam sebelumnya. Butiran butiran bening hangat yg saya rindukan. Butiran butiran bening yg saya ciptakan beberapa bulan lalu, kembali hadir dengan volume kubik yg cukup besar.

Bulan menertawakanku tapi, aku tak peduli! Aku masih punya Matahari. Meski telah redup bahkan tak bercahaya lagi. Yg baru ku sadari, terlalu lama aku berjalan sendiri. Dan saat sunyi datang menikam aku tak dapat berbuat apa apa.

Malam ini indah, bertaburan tangis. Tapi sudahlah, siapa peduli?

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Mungkin dak ada yang peduli karena nangis ki' di dalam kamar. Coba kita' nangis di ruang keluarga, pasti banyak yang tanya ki', entah itu Ayah, Ibu, atau saudara : kenapa ki' nangis?




#ngaco

Posting Komentar